JURUSAN SEJARAH PERADABAN ISLAM
FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2013
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Peradaban merupakan sebuah kebudayaan yang telah
mengalami kemajuan dalam berbagai bidang di antaranya dalam bidang
perekonimian, sistem dan teknologi. Sebuah peradaban biasanya tidak terlepas
dari bidang keagamaan yang kebanyakan menjadi corak sebuah peradaban namun
tidak seperti bidang lainya, keagamaan umumnya tidak mengalami perubahan secara
signifikan, karena itu merupakan keyakinan ala hati setiap manusia yang terkait
dalam peradaban tertentu.
Dalam siklus lingkaran pada umumnya, sebuah peradaban
akan mengalami masa kemunculan, perkembangan dan kehancuran dan kemudian
digantikan oleh peradaban lain ialah Romawi
merupakan sebuah kota yang selalu di sandingkan dengan Yunani, yang mempunyai
hubungan erat antara kedua kota ini. Romawi ialah peradaban dunia
yang letaknya terpusat di kota Romawi masa kini. Peradaban Romawi dikembangkan
Suku Latia yang menetap di lembah Sungai Tiber. Suku Latia menamakan tempat
tinggal mereka ‘Latium’. Latium merupakan kawasan lembah pegunungan yang tanahnya
baik untuk pertanian. Penduduk Latium kemudian disebut bangsa Latin. Pada
mulanya, di daerah Latium inilah bangsa Latin hidup dan berkembang serta
menghasilkan peradaban yang tinggi nilainya.
Kota Romawi yang menjadi pusat kebudayaan mereka terletak di muara sungai
Tiber. Waktu berdirinya Kota Romawi yang yang terletak di lembah Sungai Tiber
tidak diketahui secara pasti. Orang-orang Romawi memiliki kepercayaan terhadap
dewa-dewa, seperti orang-orang di Yunani. Hanya saja dewa-dewa di romawi
berbeda dengan di Yunani.
Sebelum itu, sekira tahun 492, Daerah
Latium sebagai tempat berdirinya kota Roma dikuasai oleh kerajaan Etruskia,
yang terletak disebelah utaranya sampai pada tahun 500 SM. Pada tahun 500 SM
bangsa Latium memberontak terhadap kerajaan Etruskia dan berhasil memerdekaan
diri serta mendirikan negara sendiri yang berbentuk republik. Maka sejak itu,
Roma menjadi republik dan kepala negaranya disebut konsul yang dipilih setiap
tahun sekali. Konsul selain menjadi penguasa negara juga ketua senat dan
panglima besar.
B. RUMUSAN MASALAH
1.
Dimana letak Romawi ?
2.
Bagaimana sistem Pemerintahannya?
3.
Bagaimana sistem perekonomianya ?
4.
Bagaimana sistem kebudayaan masyarakatnya ?
5.
Bagaimana sistem pendidikanya ?
6.
Bagaimana sistem kepercayaannya?
7.
Apa saja peninggalan Budaya Romawi?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
LETAK GEOGRAFIS
ROMAWI
Romawi terletak di Semenanjung Alpenina (sekarang
Italia). Batas – batasnya adalah di sebelah utara adalah Pegunungan Alpen, dan
di timur adalah Laut Adriatik dan Laut Ionia, sedangkan di selatan adalah Laut
Sicilia, serta di barat adalah Laut Tirenia serta Laut Liguri.
Dari segi geografis, Romawi merupakan daerah yang strategi di kawasan laut
tengah, yang memungkinkan lahirnya perdagangan di daerah ini. Saat akan
berdagang mereka menggunakan peta yang di gambarkan di gulungan kertas (Graham
:2002 :19). Lembah pegunungan Apenina merupakan lahan subur dan dan cocok
dijadikan sebagai lahan pertanian (Moniarti :2002 : 37). Oleh
karena itu, Bangsa Romawi hidup dari bercocok tanam menghasilkan gandum,
jagung, anggur, dll. Di pegunungan Alpenina juga ditemukan berbagai tambang
mineral.Karena letak Romawi yang di kelilingi Lautan dan gunung juga
menghindari serbuan dari bangsa lain.
Menurut mitos, Romawi kuno didirikan oleh 2 saudara keturunan Aenas dari Yunani
yaitu, Remmus dan Romulus pada abad 8 SM ditepi sungai tiber.
Peradaban Romawi Kuno Banyak mendapat pengaruh dari Yunani Kuno baik dalam
bidang seni, sastra, filsafat, maupun budaya, seperti tradisi Etruscan yang
seperti alfabet yang dipelajari dari peradaban yunani, kemudian bangsa roma
mengembangkannya menjadi alfabet yang dikenal sekarang
B.
SISTEM
PEMERINTAHAN ROMAWI
Secara
garis besar sejarah Romawi kuno dibagi menjadi tiga, yaitu:
1.
Periode Kerajaan (750-510 SM) yaitu Zaman ketika seorang raja didampingi
oleh senate (wakil dari para suku di sekitar Roma).
Pada mulanya
Romawi berbentuk kerajaan (Monarkhi)dengan rajanya yang pertama adalah Romulus.
Raja-raja Romawi ini berasal dari keturunan pendatang yaitu bangsa Etruska yang
memerintah penduduk asli sebelumnya yaitu suku bangsa Latin. Meskipun di bidang
ekonomi kerajaan Roma mengalami perkembangan namun bangsa Latin merasa tidak
senang terhadap penguasa asing yang mengenakan undang-undang militer kepada
mereka. Terjadilah pemberontakan penduduk Roma yang berhasil menggulingkan raja
Tarquin yang sombong sebagai raja terakhir Romawi pada tahun 509 SM dipimpin
oleh Lucius Junius Brutus.
2.
Periode Republik (510-31 SM) yaitu Zaman Ketika Roma tumbuh dari negara
kota kecil menjadi republik yang luas.
Ketika Republik Romawi pertama kali didirkan pada 500
SM, raja diganti oleh dua orang yang disebut konsul, sedangkan senat tetap ada.
Perempuan tidak diperbolehkan menjadi konsul. Provinsi di Republik Romawi
dikelola oleh mantan konsul dan praetor, yang dipilih
untuk masa jabatan satu tahun dan memperoleh imperium, "hak memimpin" (Clifford
:2010 :179)
Kedua konsul memegang
kendali atas pasukan, berhak menyatakan perang, menentukan jumlah pajak, dan
membuat hukum. Suatu keputusan harus disetujui oleh kedua konsul, jika salah
seorang mengatakan “veto” (aku tolak), maka keputusan tidak jadi dilaksanakan.
Konsul dibantu oleh senat sebagai dewan penasihat. Senat terdiri dari keluarga-keluarga
kaya di Romawi.
Disamping itu ada majelis permusyawaratan rakyat, yang
anggotanya terdiri dari wakil-wakil bangsawan dan rakyat jelata, akan tetapi
tidak besarlah kekuatan majelis itu, oleh karena di antara golongan rakyat
jelata itu banyak yang kaya dan maju, mereka meminta hak-hak yang lebih luas.
Ketika permintaan ditolak golongan rakyat jelata bersiap-siap meninggalkan kota
Romawi untuk mendidrikan kota baru. Goongan bangsawan yang takut akan mundurnya
kota roma bila ditinggalkan oeh rakyat jelata terpaksa memberi hak-hak pada
mereka (Wirjosuparto :1956 :106)
Perempuan tidak
diperbolehkan menjadi anggota senat. Jabatan senator (anggota senat) merupakan
jabatan seumur hidup. Kebanyakan konsul pada akhirnya bergabung dengan senat,
dan kebanyakan senator memiliki ayah atau kakek yang dulunya juga menjabat di
senat. Para konsul sering melaksanakan apa yang diusulkan oleh senat. Ada juga
prefek di Romawi, mereka bertugas mengurusi kota, beberapa mengadili kasus,
beberapa yang lainnya mengatur pasar atau pelabuhan. Selain itu, ada Tribunus,
yaitu orang-orang di senat yang mewakili rakyat miskin. Tribunus dipilih oleh
Majelis.
Tribunus berhak memveto
keputusan senat yang berkenaan dengan rakyat miskin. Sementara Majelis adalah
kumpulan yang terdiri dari para pria dewasa dan merdeka di Romawi. Mereka
berhak memberikan suara jika dimintai oleh konsul, mislnya harus pergi
berperang atau tidak. Majelis juga memilih konsul, prefek, dan senator. Namun
Majelis sudah diatur sedemikian rupa sehingga orang kaya bisa lebih bnyak
memilih daripada orang miskin. Baik prefek, Tribunus, atau Majelis hanya boleh
diisi oleh laki-laki.
Setelah
Romawi menaklukan berbagai daerah yang jauh dari kota Romawi, mereka pun
menerapkan sistem provinsi. Setiap provinsi dipimpin oleh gubernur. Gubernur
memegang kendali atas pasukan di provinsinya. Gubernur biasanya berasal dari
kalangan jenderal. Menjelang tahun 50 SM, yakni masanya Julius Caesar(meminpin
di tahun 49 SM dan mati di tikam setelah lima tahun kemudian)(Ame
:2003 :22) jendral-jenderal ini mulai mengambil alih
pemerintahan dan mengabaikan senat serta konsul. Mereka bisa melakukannya
karena memiliki pasukan. Augustus, pada 31 SM. Adalah salah satu jenderal ini,
dia berhasil mendirikan suatu sistem baru, lembaga senat dan jabatan konsul
tetap disteruskan, namun Augustus menjadikan dirinya memiliki kekuasaan
tertinggi sehingga Augustus bisa memveto keputusan senat yang tidak dia sukai.
Augustus juga memegang kendali atas pasukan sehingga dia bisa menyingkirkan
orang yang menghalangi jalannya. Sistem ini.
Yaitu
Romawi dipimpin oleh kaisar namun senat dan konsul tetap ada, terus berjalan
selama 1500 tahun. Pengumpulan harta kekayaan oleh sejumlah kecil orang melalui
komando atas provinsi merupakan suatu faktor penting dalam peralihan Romawi
dari republik menjadi kekaisaran autokrasi (Nicolet :- :115).
Kekuasaan Kaisar (atas imperiumnya), paling tidak
secara teori, adalah berdasarkan kekuasaannya sebagai Tribunus (potestas tribunicia).
Kekaisaran romawi juga merupakan periode pasca-Republik peradaban Romawi kuno, ditandai
dengan bentuk pemerintahan otokrasi dan wilayah
kekuasaan yang lebih luas di Eropa dan sekitar Mediterania.
Pada akhir dari kekaisaran bangsa
Romawi dibagi menjadi dua bagian pada masa Theodosius yaitu Romawi barat
dan Romawi timur. Negeri Romawi barat dengan ibu kota yang jatuh di tangan
Honorius (Wirjosuparto :1956 :116). Dan runtuh yang di akibatkan oleh
korup, lemahnya militer dan serangan
dari perbatasan terutama inggris utara, jerman utara dan daerah yang dekat
dengan laut hitam (Peny :2008 : 43) Sedangkan Romawi bagian timur dengan ibu kota Konstantinopel yang
diberikan kepada putra sulung Arcadius (Wirjosuparto :1956 :116). Romawi
Timur terus berlanjut hingga Abad Pertengahan sebagai Kekaisaran Bizantium, yang pada akhirnya runtuh pada tahun 1453 dengan meninggalnya Konstantinus XI dan penaklukan Konstantinopel oleh Turki Utsmaniyah yang dipimpin oleh Mehmed II (Asimov : 1989: 198).
C. SISTEM MASYARAKAT ROMAWI
1.
Kebudayaan
masyarakat Romawi
Kebudayaan
Romawi mendapat unsur-unsur pokok dari kebudayaan Etrusia dan Yunani. Hal ini
berarti kebudayaan Romawi merupakan hasil perpaduan dari kebudayaan yunani dan
Etrusia, tanapa ada unsur-unsur dari kebudayaan Romawi sendiri.
Pada masa
Octavianus, orang-orang Romawi melihat sesuatu dari sudut kegunaannya.
Pandangan hidup bangsa Romawi ini memberikan warna pada kehidupan agama.
Tepatlah apa yang diungkapkan oleh Cicero, bahwa agama bagi mereka bukan untuk
mendidik manusia kepada kebajikan, melainkan manusia sehat dan kaya. Dengan
pandangan hidup yang praktis ini menjadi ciri utama orang-orang Romawi.
Dalam
lapangan ilmu pengetahuan, bangsa Romawi bukanlah pencipta teori-teori, tetapi
pelaksana teori yang telah ada sejak zaman Yunani. Dengan ini mata rantai jang
seakan-akan putus dalam perkembangan ilmu pengetahuan menjadi tumbuh kembali.
Bila sarjana Yunani adalah ahli teori, maka sarjana Romawi adalah ahli praktek.
Masa
Octavianus merupakan masa penyempurnaan seni dan budaya Romawi. Pengaruh budaya
Yunani mulai masuk dengan kuatnya sejak tahun 146 SM bersamaan dengan usaha
bangsa Romawi melakukan penaklukan di Laut Tengah. Selama kekuasaan Romawi,
seni Romawi disebarkan ke Eropa dan sekitar Laut Tengah.
Seni Romawi
sebenarnya merupakan pencampuran dua unsur seni budaya, yaitu Romawi yang
merupakan daerah kekuasaan Etruskia dan seni Yunani. Pada hekakatnya budaya ini
bukan berasal dari rakyat biasa melinkan dari golongan bangsawan. Golongan
seniman besar, seperti yang terdapat di Yunani di Roma tidak ada. Justru bangsa
Romawi mendatangkan seniman-seniman dari Yunani. Oleh karena itu, pengaruh
Yunani di Romawi sangat kuat. Politik maupun seni dan budaya Roma di bawah
bangsa Etruskia. Dengan begitu seni Romawi pada dasarnya adalah pencampuran
unsur-unsur budaya Etruskia dan Yunani yang kemudian menjadi seni budaya baru.
Orang
Romawi senang menciptakan sesuatu secara besar-besaran karena mereka suka
sesuatu yang megah, mewah, dan monumental, serta menarik perhatian. Semua hasil
karya budaya terutama karya seni rupa, baik berupa seni bangunan, seni patung
atau relief, maupun seni lukisnya dibuat serba besr, megah, dan penuh hiasan.
Orang-orang Romawi menciptakan karya teknik bangunan yang menggumkan, seperti
bangunan saluran air (aquaduct), jembatan, gedung besar untuk balai pertemuan
dan pasar, bangunan untuk olahraga dan pentas seni (thermen, theater,
amphitheater). Selain bangunan diatas, juga terdapat banguan kuil untuk
persemayam dewa. Orang Romawi melanjutkan pengetahuan orang Yunani antara lain
bangunan dengan kontruksi lengkung untuk membuat ruangan-ruangan menjadi luas.
Bangunan
atap kubah untuk pertama kali diciptakan kurang lebih tahun 30 SM untuk
bangunan Thermae di Baaie. Mereka juga membangun bangunan umum seperti jalan
raya. Jalan raya yang terkenal adalah jalan Via Apia. Rumah-rumah dewa atau
kuil yang dibangun memiliki ukuran besar. Kuil-kuil yang berukuran besar
tersebut antara lain Tempel Jupiter (abad ke-6 SM), Appolo dan Venus di Roma.
Untuk setiap bangunan kuil tersebut di gunakan tinga-tiang penyangga. Batang
tiang penyanggga atap menggunakan menggunakan kepala tiang dengan ciri-ciri
Yunanni seperti Doria, Ionia, dan Korinthia.
Bangsa
Romawi juga ahli dalam pembuatan patung terutama patung setangah dada atau
potret. Bentuk wajah dibuat dengan sangat teliti, sedangkan tubuh dan lainnya
lebih sederhana. Kecakapan membuat patung ini berhubungan dengan kebiasaan
keluarga-keluarga terkemuka bangsa Romawi yang senang membuat patung nenek
moyang dalam jumlah banyak dan sangat teliti. Biasanya patung nenak moyang
disimpan di rumah dan ditempatkan dalam satu ruangan khusus yang disebut
Atrium. Atrium ini juga dilengkapi dengan altar.
Orang-orang
Romawi dalam membuat patung memiliki kebiasaan yang sama dengan bangsa Yunani.
Dalam membuat patung, orang-orang Romawi selalu mematungkan tokoh-tokoh
penguasa, tokoh-tokoh politik, dan cendikiawan. Banyak sekali tokoh penguasa,
tokoh politik dan cendikiawan yang dijadikan sebagai latar dalam membuat patung
seperti wajah tokoh Julius Caesar, Agustus, Tuchidides, Demostenes, Caracalla,
dan lainnya. Gambar wajah para tokoh ini selain dipatungkan juga dilukiskan
pada mata uang logam.
Bangsa
Romawi juga senang pada keindahan rumahnya. Dinding bagian dalam rumah dihias
dengan lukisan untuk memberikan kesan luas. Kegiatan memperindah dinding ini
biasa pada dinding rumah dengan cara melukis pemandangan alam dan
bangunan-bangunan rumah yang seolah-olah terlihat dari jendela. Kegiatan
melukis pada dinding-dinding rumah yang dilakukan oleh orang-orang Romawi
ternyata meniru kebiasaan bangsa Yunani. Dengan demikian melukis Cara melukis
yang dilakukan oleh orang Romawi memdapat pengaruh basar dari Yunani. Dari seni
melukis pada dinding ini banyak ditemukan peninggalan-peninggalan yang
merupakan hasil kebudayaan masyarakat Romawi. Salah satu dari sekian banyak
peninggalan kebudayaan ini adalah peninggalan lukisan didinding rumah yang
terdapat di Pompeii. Peninggalan lainnya terdapat di Roma yang menggambarkan
pengantin perempuan dan teman-temannya sedang mempersiapkan upacara perkawinan.
Selain pada dinding rumah, seni lukis juga ditemukan pada mangkuk, jambangan,
piring dan tempat bunga.
Bangsa
Romawi yang senang membuat bangunan monumental menyebabkan bangsa ini kaya
dengan hasil-hasil bangunan berupa monumen dan kuil. Monumen yang dibuat oleh
bangsa romawi berupa pintu gerbang kemenangan atau tiang kemenangan. Bangunan
monumen ini digunaakn untuk memperingati suatu peristiwa sejarah. Pada banguan
monumen itu diberi relief yang menggambarkan peristiwa kemenangan. Peninggalan
seni monumen ini terdapat di Roma dan dibeberapa daerah jajahan Romawi.
Perubahan
ketatanegaraan Romawi dari republik ke bentuk kekaisaran tidak mengendurkan
semangat dan perkembangan budaya orang-orang Roma untuk mendirikan bangunan
berupa bangunan monumental. Hanya saja, apabila pada masa republik pendukung
seni budaya dilakukan oleh para bangsawan. Namun, setelah menjadi kekaisaran,
yang mendukung seni budaya adalah golongan istana. Sejak kaisar Agustus, seni
budaya elbih cenderung mejadi seni kuna yang berkiblat pada Yunani.
2.
Kekeluargaan masyarakat Romawi
Dalam keluarga laki-laki tertua
dalam keluarga merupakan pemimpin yang memegang otoritas hukum keluarga dalam
hal ini ayahlah yang menjadi pemimpin keluarga yang berhak mengatur semua
keperluan keluarga termasuk dalam menikahkan anak-anaknya serta yang berkewajiban
dalam mengikuti perang (Bentley :2005 :274). Dalam sistem kekeluargaan
khusuya pada kalangan elit, pergaulan antara laki-laki dan perempuan lebih
banyak dibatasi, hal ini karena adanya kekhawatiran para orangtua apabila
anaknya jatuh cinta kepada masyarakat kelas bawah yang akan membuat jeleknya
silsilah keturuna bangsawan. Sedangkan pada kalangan kelas bawah pergaulan
mereka lebih bebas.
Walaupun pimpinan keluarga
berada di tangan anggota laki-laki yang tertua, namun tidak selamanya dilakukan
oleh laki-laki semua terkadang dalam menjalahi kehidupan sehari-hari tidak
sedikit wanita masyarakat Romawi ikut andil dalam memenuhi kebutuhan rumah
tangga, bahkan terkadang kaum wanita cenderung sangat berpengaruh dalam rumah
tangga dan sosial contohnya mereka dapat membantu ketika acara pernikahan,
yaitu dengan menghias dan menyiapkan hidangan kemudian dalam kekeluargaan juga,
khususnya perempuan ibu rumah tangga ikut mengawasi keuangan keluarga (Bentley
:2005 :275).
D.
SISTEM PEREKONOMIAN
Pengaruh dari laju perluasan wilayah dan
pembebanan hukum adanya pemungutan pajak kepada daerah-daerah yang telah
ditaklukan membawa pada kemajuan ekonomi dan perubahan sosial yang menyeluruh
dalam peradaban laut tengah (Mideterrania), Jalan yang baik dan prestasi perdagangan
yang membanggakan di beberapa wilayah (Bentley :2005 :277) sehingga
sangat menguntungkan bagi para pedagang dan membuat perdagangan mengalami
kemajuan pesat dalam memperkuat perekonomian bangsa romawi.
Pada dua abad pertamanya, Kekaisaran Romawi mengalami kestabilan dan
kemakmuran, sehingga periode tersebut dikenal sebagai Pax Romana ("Kedamaian Romawi"). Romawi ini mencapai wilayah terluasnya di bawah kaisar
Trajanus: pada masa
pemerintahannya (98 sampai 117 M) Kekaisaran Romawi menguasai kira-kira 6.5
juta km2 (Parker :2010 :2) permukaan tanah. Pada akhir abad
ke-3 M, Romawi menderita krisis yang mengancam keberlangsungannya, namun berhasil disatukan
kembali dan distabilkan oleh kaisat Aurelianus dan Diokletianus. Umat Kristen
bangkit berkuasa pada abad ke-4 ketika pemerintahan ganda dikembangkan di Barat Latin dan Timur Yunani.
Seperti
pada masyarakat klasik lainya.
Pengalaman Peradaban Romawi dalam perkembangan perekonomian dan perubahan
sosial sebagai negara yang berkembang sehingga membawa pada wilayah baru ke
dalam jaringan komunikasi perdagangan. Produksi pertanian, fondasi ekonomi
kerajaan Romawi, juga menjalani transformasi dengan perluasan wilayah dan
pertumbuhan perdagangan. Malah panen tanaman apa digunakan langsung oleh masyarakat
lokal para pemilik Latifundia berkonsentrasi pada produksi dan ekspor(Bentley
:2005 :272).
Pertanian merupakan sektor yang berperan
penting dalam spesialisasi perekonomian dan integrasi kerajaan, karena
memungkinkan untuk mengimpor biji-bijian dengan harga yang menguntungkan dari
tanah yang memiliki rutinitas produksi pertanian yang bersekala luas (Bentley
:2005 :273), sehingga memiliki kelebihan hasil pertanian yang mengakibatkan
harga jual menjadi murah ketika dijual pada penduduk Romawi. Pada wilayah lain
ada yang mengkonsentrasikan pada pengolahan buah-buahan, sayur-sayuran atau
pada produksi komoditas yang menghasilkan barang dagang yang lainya.
Dengan kekuatan militer laut yang kuat
memungkinkan wilayah laut awan dari anggun perompak, sehingga wilayah laut
lebih banyak diminati untuk dijadikan akses perdagangan, selain dianggap jalur
laut juga dianggap paling cepat sehingga sektor laut memudahkan masyarakat
untuk berdagang.
Meningkatnya
kekayaan Romawi semenjak mulai majunya peradaban Romawi merupakan konsekuensi
yang penting yang mengakibatkan adanya kelas-kelas sosial baru seperti saudagar,
pemilik tanah dan kontraktor (Bentley :2005 :275). Kekayaan ekonomi juga
sangat berpengaruh dalam sektor militer yaitu dapat memenuhi segala yang
dibutuhkan dan adanya peningkatan gaji yang dapat mendorong kesungguhan para
pejuang untuk berlatih.
E.
SISTEM PENDIDIKAN
Dalam bidang ilmu pengetahuan bangsa Romawi meneruskan
pengetahuan yang telah berkembang pada jaman Yunani kuno. Diantara para ilmuwan
Romawi antara lain Galen, ahli dalam bidang obat-obatan, anatomi, dan
fisiologi. Lucretius yang mengikuti jejak Epicurus dan berpendapat materi itu
terdiri dari atom.
Masyarakat
yang pekerjaanya sebagai petani, mereka hanya bisa mendidik anaknya dengan pendidikan perang dan bertani bagi anak laki-laki
dan pendidikan persiapan untuk menjadi ibu rumah tangga bagi perempuan. Namun
bagi para bangsawan ataupun orang-orang kaya, mereka mendidik anak-anaknya di
sebuah lembaga pendidikan dengan mendapatkan pendidikan ilmu pasti dan bahasa di mulai pada usia enam tahun dan selesai pada
usia sebelas tahun. Bagi para anak laki-laki mereka lebih banyak melanjutkannya
utnuk mempelajari sastra Yunani dan sastra Romawi (Benduhn :2007 :13).
Pendidikan sangat diperhatikan yang mengajarkan
tentang hukum, bahasa, pengetahuan obat-obatan, berpidato, patriotisme dan
pendidikan jasmani sehingga lahirlah istilah “mensana in corporesano”. Dalam
pendidikan bangsa Romawi lebih menekankan segi kepraktisan, bukan teori semata.
Sumbangan bangsa Romawi di bidang kedokteran dan obat-obatan sangat besar bagi
dunia sekarang. Mereka telah menggunakan radas kedokteran.
Adam pendidikan para pengajar memasukan ilmu filsafat
sebagai bahan ajar anak-anak Romawi yaitu mengajarkan filsafat Yunani, dan
model filsafat yang dipakai juga lebih banyak menggunakan filsafat Plato, dan
ini memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap para pelajar Romawi.
Pengetahuan filsafat Yunani, ajaran Plato yang erat hubunganya dengan sifat
kerohanian juga berganti di roma. Karena orang tidak percaya lagi pada
kecerdasan otak, seperti yang diajarkan Plato, kebenaran yang sesungguhnya
tidak ada ; sebab segala pengetahuan didasarkan atas penyelidikan dengan pancar
indera tidak dapat dipercayai, karena Inca indera sendiri tidak sempurna. Maka
dari sebab itu, segala kejadian tidak dapat ditentukan dengan pasti, melainkan
dengan perkataan : kira-kira (Wirjosuparto :1956 :114).
F.
SISTEM KEPERCAYAAN
1.
Kepercayaan politeisme
Bangsa
Romawi memiliki banyak dewa, hal ini dosebabkkan setiap kali mereka menaklukan
wilayah maka dalam wilayah itu mereka menambahkan dewa baru untuk tanah itu
yang mereka anggap sebagai penjaga wilayah itu (Benduhn :2007 :11). Peradaban
Romawi juga mendapat pengaruh besar dari peradaban Yunani termasuk kepercayaan
yang bersifat Polytheisme. Bangsa Romawi juga menyembah dewa-dewa bangsa Yunani
namun namanya disesuaikan dengan nama-nama Romawi (Hegel :2005 :405).
Mitologi Romawi adalah kumpulan legenda Romawi tentang dewa-dewi Romawi yang
berawal dan tersebar melalui tradisi lisan. Mitologi ini memiliki persamaan
dengan mitologi Yunani, terutama mengenai mitologi tentang para dewa yang
menjaga alam semesta seperti :
a.
Hercules
Hercules adalah tokoh dalam mitologi Romawi. Dalam mitologi Yunani dia dikenal
sebagai Herakles.
b.
Pluto
Dalam mitologi Romawi, Pluto adalah dewa
dunia bawah. Dalam mitologi Yunani dia disebut Hades.
c.
Yupiter
Dalam mitologi Romawi, Jupiter atau
Jove adalah raja para dewa, dan dewa langit dan petir. Dalam mitologi Yunani
dia dikenal sebagai Zeus. Ia dipanggil Iuppiter (atau Diespiter) Optimus
Maximus ( “Dewa Terbaik dan Terbesar”).
d.
Venus
Venus
adalah salah satu yang terkenal dalam sejarah mitologi Romawi. Dewi ini diasosiasikan
dengan cinta dan kecantikan, identik dengan Aphrodite dan Etruscan deity Turan
dari mitologi Yunani.
e.
Mars
Dalam
mitologi Romawi adalah dewa perang, putra dari Juno dan Jupiter,suami Bellona,
dan kekasih Venus. Dia adalah dewa militer yang utama dan disembah oleh legiun
Romawi. Dalam mitologi Yunani, Mars dikenal dengan nama Hermes.
f.
Neptunus
Neptunus
(bahasa Latin: Neptūnus) adalah dewa air dan laut pada mitologi Romawi, saudara
kandung Yupiter dan Pluto. Ia serupa, tetapi tidak sama dengan dewa Poseidon
dari Mitologi Yunani (Benduhn :2007 :11).
Dan juga
beberapa kepercayaan mengenai roh-roh yang dianggap sebagai dewa seperti:
a. Vesta yaitu roh pengurus api tungku.
b. Lares yaitu roh penjaga rumah tangga dan batas ladang
keluarga.
c. Penates yaitu roh penjaga lumbung
2. Kepercayaan agama Mithras
Agama Mitrhas merupakan salah satu agama yang dianut
oleh orang-orang Persia. Agama ini merupakan agama yang menggap bahwa matahari
adalah dewa terbesar.
Agama ini masuk ke Romawi di bawa oleh orang yang
bernama Ardasyir dari keluarga Sasanid yang berhasil megalahkan bangsa Parthawa
di Ketsiphon, maka dengan itu berdirilah kerajaan Persia baru di Ketsphon,
sehingga secara otomatis agama Mithras-pun berkembang di wilayah itu. Agama
Mithras juga merupakan agama yang memberikan kekuasaan terhadap pendetanya.
Agama ini berkembang cukup cepat, hal ini disebabkan
karena banyak tentara Romawi yang berasal dari tentara Persia yang memeluk
agama Mithras sehingga bertambah kuatlah kedudukanya. Orang-orang yang memeluk
agama ini meyakini bahwa dengan jalan upacara rahasia, jiwa mereka apabila
telah meninggal akan dapat berkumpul bersama Tuhan(Wirjosuparto :1956 :115).
3. Kepercayaan agama Nasrani
Pada awalnya agama pemerintah Romawi melarang
orang-orang yang memeluk agama Nasrani. Para kaisar Romawi lalu memerintahkan
pasukannya untuk menindas penganut agama kristen Karena ajaran agama kristen
dapat menggoyahkan sendi-sendi kekuasaan kaisar. Ajaran tersebut adalah:
a.
Bersifat monotheisme sedangkan agama Romawi bersifat polytheisme,
b.
Menolak pendewaan kaisar,
c.
Menolak perbudakan,
d.
Menolak wajib militer dan berperang.
Salah satu penindasan yang dilakukan oleh para kaisar
ialah pada masa Kaisar Nero berkuasa, Ia tega membunuh ibunya sendiri, istrinya
juga gurunya dan membakar kota Roma serta menuduh bahwa orang kristenlah yang
melakukan perbuatan itu sebagai alasan untuk menganiaya mereka (Moniarti
:2002 :39).
Namun ketika masa pemerintahan Constantius, agama
kristen mulai diakui oleh pemerintah Romawi.
Raja Constantiantius, yang memberi kemerdekaan kepada orang Nasrani; Adam
perjanjian Milan ia memindahkan pusat kerajaan Romawi dari roma ke Byzantium
yang sejak itu disebut Konstantinopel, ketika akan meninggal constantiantiu
dibaptis menjadi Nasrani (Wirjosuparto :1956 :115-116).
Setelah
lahirnya agama kristen, ditanah Judea yang merupakan wilayah kekaisaran Romawi
maka agama yang baru ini mulai berkembang bahkan sampai di Roma sebagai pusat
pemerintahan. Penyebaran ke arah barat dilakukan oleh Petrus dan Paulus.
Penganut agama kristen semakin banyak terutama dari golongan budak (kaum
tertindas).
Setelah agama
kristen ditetapkan sebagai agama negara maka Roma kemudian menjadi pusat agama
Roma Katolik dengan pemimpinnya yang disebut Paus serta dibangun gereja yang
megah dikenal sebagai gereja Santo Petrus.
Sebelum orang
Nasrani mempunyai kemerdekaan agama. Penghidupanya bersifat komunis. Bila uang
kekayaan dibagi rata, masing-masing orang akan sama dan kemakmuaran akan dapat
dicapai di dunia. Namun ketika agama mereka sudah diakui oleh pemerintah
Romawi, kehidupan komunis-pun ditinggalkan dan membantu pemerintahan Romawi
untuk mendapatkan banyak uang sehingga dapat memuaskan kehidupan pribadi mereka
(Wirjosuparto :1956 :116).
G. PENINGGALAN KEBUDAYAAN
1.
Seni Bangunan
Bangsa Romawi memiliki keahlian yang tinggi dalam
bidang seni bangunan-mereka telah menemukan sistem beton sehingga
bangunan-bangunan mereka bertahan beberapa abad dan dapat ditemukan
bekas-bekasnya sekarang. Peninggalan bangunan-bangunan Romawi itu antara lain:
a. puluhan kuil yang bertebaran di kota Roma.
b. Pantheon yaitu rumah dewa bagi bangsa Romawi.
c. Limes yaitu tembok pertahanan yang panjangnya puluhan
kilometer, lebar 2,5 m dan tingginya 6 m.
d. Amphiteater dan Colloseum yaitu bangunan berbentuk
stadion yang dapat menampung ratusan ribu penonton. Bangunan itu berfungsi
sebagai tempat untuk pertunjukan hiburan.
Masyarakat Romawi umumnya menyenangi hiburan.
Pertunjukan yang diadakan di Collosium antara lain Chairot yaitu kereta perang
yang ditarik oleh beberapa ekor kuda. Gladiator yaitu perkelahian antara
manusia dengan manusia atau manusia dengan binatang buas, ini terjadi pada
tahun 75 M. (Penny
:2008 :41) seperti pada :
a.
Circus Maximus untuk pertunjukan hiburan sirkus.
b.
Forum Romanum yaitu gedung pemerintahan.
c.
Cloaca Maxima adalah saluran pengairan untuk menyalurkan kelebihan air
hujan yang hingga sekarang terpelihara dengan baik.
d.
Aquaduk yaitu bangunan saluran air bersih. Bangunan fisik yang dibangun
oleh Romawi memiliki multi fungsi contoh: jalan raya di atas untuk mempercepat
gerakan tentara dari pusat ke daerah sedangkan di bawahnya untuk keperluan
irigasi. Salah satu jalan raya yang kuat yaitu Via Apia yang masih terpelihara
hingga sekarang.
Salin dari itu bangsa Romawi juga membuat jalan raya
yang dulunya merupakan jalan pedesaan yang kecil, contohnya yang ada di Foss
Way, East anglia, London ke Chester dan yang lain-lainya (Sutrisno :2002 :5-6 ).
2. Seni Sastra
Pada awalnya perkembangan
karya sastra Romawi mendapat pengaruh yang kuat dari Yunani namun
berangsur-angsur karya mereka menampakkan ciri khas Romawi. Selain
penulisan buku Aeneis karangan Vergelius dan karya Yulius Caesar berjudul De
Bello Gallica masih banyak karya sastra yang dihasilkan oleh para pujangga
Romawi kuno. Antara lain:
a. Horatius dengan karyanya berjudul Oda
b. Livius, seorang sejarahwan yang menulis buku berjudul
Magnum Opus
c. Lucretuis, seorang filsuf dan penyair. Yang
mengembangkan ajaran filsuf Yunani terkenal yaitu Epi Curuc karyanya berjudul
Hukum alam ditulis dalam bentuk puisi yang mengupas materi itu terdiri dari
atom dan beberapa Lucretius lain diantaranya adalah :
1) Ovidius menghasilkan karya sastra berjudul
Metamorphoses.
2) Cicero yang ahli pidato corator dan memperoleh gelar
“Bapak Prosa Latin”.
3) Quintilianus, seorang Orator terkenal dan guru
retotika karya utamanya berjudul Institutio Oratorio menjadi buku pelajaran
baku pidato Latin.
4) Seneca seorang penulis dan pengacara, hasil karyanya
disebut Dialog. Ia adalah guru kaisar Nero.
3.
Ilmu Pengetahuan
Pada masa peradaban bangsa Romawi telah ditemukan
berbagai alat bantu kedokteran seperti Radas kedokteran. Radas kedokteran
tersebut ditemukan di Pompeii, salah satu diantara 200 perkakas kedokteran
untuk memeriksa bagian dalam ibu yang mengandung. Radas yang disebut spekulum
ini menyerupai radas yang digunakan zaman sekarang.
Pada Zama
Romawi juga sudah di kenal katrol yang di gunakan sebagai alat untuk menaikkan
air yang di gunakan untuk keperluan irigasi, yang menggunakan kombinasi 16 Roda
air di dekat Aries, di daerah dekat Prancis (Sutrisno :2002 :5)
Selain itu para dokter
Romawi pada masa itu telah berhasil
melakukan operasi gondok, amandel, dan batu ginjal. Para dokter berhasil
menolong kelahiran seorang bayi yang tidak dapat dilahirkan secara normal yang
disebut operasi caesar (disebut demikian karena pertama kali untuk melahirkan
Yulius Caesar). Dengan banyaknya penemuan-penemuan di bidang kedokteran
khususnya, hal ini banyak dibuktikan dengan banyaknya istilah-istilah
kedokteran sekarang yang menggunakan bahasa Latin.
4.
Pemerintahan, Militer dan Hukum
Tata pemerintahan Romawi tersusun rapi yang dijalankan
dengan beberapa sendi sebagai berikut :
a.
pemerintahan sentralisasi, berpusat pada kaisar.
b.
pelaksanaan ketertiban dan keamanan secara ketat.
c.
komunikasi antara pemerintah pusat dengan daerah terpelihara dengan baik
didukung oleh sarana dan prasarana yang baik.
d.
Hirarki dimulai di imperium-pretectur-dioceses-propinsi untuk
mempertahankan kekuasaan atas wilayah yang sangat luas ditempuh siasat devide
et impera yang kemudian banyak ditiru oleh bangsa-bangsa modern yang melakukan
penjajahan contohnya Belanda di Indonesia.
e.
Bangsa Romawi mampu mengorganisir kekuatan militernya dengan rapi.
Istilah-istilah yang digunakan itu masih dikenal dalam dunia militer hingga
sekarang misalnya legiun, devisi, kavaleri, infantri dan lain-lain. Semangat
bela negara yang disebut patria protesta ditanamkan sedini mungklin terhadap
warga negaranya. Istilah tersebut berkembang menjadi kata patriot yang Anda
kenal di Indonesia.
f.
Di bidang hukum bangsa Romawi memberikan sumbangan yang besar dalam
menegakkan keadilan. Konsep bahwa semua orang sama di depan hukum serta adanya
asas praduga tak bersalah telah dikembangkan pada hukum Romawi kuno. Hukum
Romawi adil dan manusiawi. Hukum Romawi berkembang melalui proses sejarah yang
panjang sejak pertengahan abad 5 SM sampai lahirnya kitab hukum masa kaisar
Yustinianus abad 6 masehi. Kaisar Yustinianus mengkodifikasikan (membukukan)
hukum-hukum Romawi dari kaisar-kaisar yang memerintah sebelumnya. Kodifikasi
hukum itu disebut Corpus Yuris atau Codex Yustinianus. Codex berisi kumpulan
hukum dasar atau konstitusi sejak jaman Theodosius. Selain Codex ada Pandect
yaitu kumpulan pendapat para ahli hukum. Codex Yustinianus dijadikan dasar
penyusunan Codex Napoleon yang dikembangkan lebih lanjut menjadi hukum modern
hingga sekarang.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Romawi Kuno adalah sebuah peradaban yang tumbuh
dari negara-kota Roma yang didirikan di Semenanjung
Italia di sekitar abad ke-9 SM. Romawi terletak di Semenanjung
Alpenina (sekarang Italia). Lembah pegunungan Apenina merupakan lahan subur dan
dan cocok dijadikan sebagai lahan pertanian.
Peradaban Romawi terletak di negara Italia yang beribu
kota di Roma. Menurut kepercayaan. Ketika kerajaan Romawi berdiri, kepercayaan
masyarakat masih bersifat animism, kemudian berkembang menjadi kepercayaan
politheisme dan menjadi agama Kristen.
Sistem perekonomian Romawi sangat mengutamakan pada
sektor pertanian dan perdagangan, karena merupakan sektor yang paling
menguntungkan dengan memanfaatkan wilayah yang sangat luas sehingga memudahkan
para pedagang untuk melakukan perdagangan dengan jaringan perdagangan yang
sangat luas.
Pada dua abad pertama kekaisaran Romawi mengalami
kemajuan ekonomi yang sangat pesat sehingga tingkat kemakmuranpun sangat
tinggi. Periode ini dikenal sebagai periode Pax Romana.
Masyarakat Romawi mendidik anak mereka sesuai dengan
kemampuan di bidang finansial mereka. Bagi masyarakat elit mereka memasukan
anaknya ke lembaga pendidikan pada usia enam sampai sebelas tahun.
Kebudayaan Romawi mendapat unsur-unsur pokok dari kebudayaan Etrusia dan
Yunani. Hal ini berarti kebudayaan Romawi merupakan hasil perpaduan dari
kebudayaan yunani dan Etrusia, tanapa ada unsur-unsur dari kebudayaan Romawi
sendiri
Seni yang berkembang pada masyarakat Romawi merupakan percampuran dua corak
kesenian yaitu seni Romawi dan Yunani, hal ini disebabkan karena adanya para
bangsawan yang banyak memanggil para seniman Yunani untuk berkarya di tempatnya
baik untuk keperluan bangsawan itu sendiri maupun untuk keperluan pendidikan.
Dalam sistem kebudayaan masyarakat, keluarga merupakan
sub sosial yang terkecil, dalam keluarga dipimpin oleh anggota laki-laki tertua
dalam hal ini adalah ayah. Seorang bapak keluarga berkewajiban untuk memenuhi kebutuhan
keluarga dan yang menentukan pernikahan anaknya.
Peninggalan kebudayaan Romawi antara lain bangunan-bangunan
Romawi seperti, uluhan kuil yang bertebaran di kota Roma, Pantheon yaitu
rumah dewa bagi bangsa Romawi, Limes, Amphiteater dan Colloseum. Kemudian dalam
ilmu pengetahuan masyarakat Romawi telah banyak ditemukan teknologi sebagai
alat bantu dalam keperluan kesehatan maupun aktivitas sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA
Anne Marshal,. 2003. Era Bangsa-bangsa di dunia. -: Pakar Raya
Asimov, Isaac. Asimo’v Chronology of The World Harper Collins
Beduhn,
Tea. 2007. Life long ago Ancient Rome. Pleasantville : Early Learning
Library
Bentley,
Jerry H. 2005. Tradition and Encounters. Cetakan ke III California : Mc
Graw Hill
Clifford,
Ando,. (2010). The Administration of the Provinces, dalam A Companion
to the Roman Empire. Blackwell
Eddy,
Sutrisno dkk. 2002. Buku pintar kisah penemuan sepanjang zaman. Jakarta
: Transfortasi Inovasi
Graham,
Bateman. 2002. library of congress cataloging in publication data. Hongkong: Andromeda oxfort limited
Hegel,G.W.F.2005.Filsafat sejarah. Yogyakarta: Pustaka pelajar
Moniarti Rika.2002. sejarah peradaban kuno. Bandung : Mitra sarana
Nicolet,
Claude. (1991). Space, Geography, and Politics in the Early Roman Empire.
Michigan: University of Michigan Press, terjemahan dari edisi asli berbahasa
Prancis 1988
Parker, Philip. 2010. The Empire stop here. Liverpool : Pimilco
Penny ,Clarke. 2008. Dunia sejarah
singkat. Yogyakarta: Golden Books
Wirjosuparto,R.M
Sutjipto. 1956. Buku pelajaran Sedjarah dunia Jakarta cetakan III
Jakarta : Balai pustaka